Saturday 3 October 2015

HAJI MABRUR MENYONGSONG TAHUN BARU HIJRIYAH UNTUK MENGANTARKAN GENERASI MUDA YANG LEBIH BAIK



HAJI MABRUR
MENYONGSONG TAHUN BARU HIJRIYAH
UNTUK MENGANTARKAN GENERASI MUDA YANG LEBIH BAIK
KOTABARU 3 OKTOBER 2015
OLEH :
Dr.H. MUKHLISIN MUZARIE,M.Ag  KETUA IPHI KABUPATEN CIREBON
(BELAJAR DARI NABI IBRAHIM AS)


I.          PENDAHULUAN
·     Nabi Ibrahim adalah Nabi Teladan, hampir seluruh perjalanan hidupnya menjadi syareat. Nabi Muhammad SAW dan umatnya diperintah agar mau belajar dari Nabi Ibrahim. QS An-Nisa, 4 : 125 :



Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, dan ia mengerjakan kebaikan, dan mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.
·      Nabi Ibrahim adalah founding father bidang tauhid. Beliau berasal dari Babilon, dilahirkan di Kaldea, sebuah kota di sebelah barat sungai Efrat di Irak. Ayahnya bernama Azar, tukang kayu dan pembuat patung. Patung-patung itu dijual, lalu disembah oleh masyarakatnya.
·      Nabi Ibrahim dibesarkan di tengah-tengah masyarakat penyembah berhala. Setelah memasuki masa remaja, beliau melihat masyarakatnya menyembah berhala yang dibuat oleh ayahnya sendiri. Beliau menyadari bahwa masyarakatnya telah tersesat. Beliau berfikir mendalam tentang ketuhanan. Dalam QS Al-An’am, 6 : 76-79 dijelaskan bahwa beliau mencari-cari Tuhan hingga akhirnya sampai pada kesimpulan, bahwa tidaklah mungkin manusia dapat menemukan Tuhan, kecuali jika mendapat petunjuk dari Tuhan sendiri. Beliau menyatakan dalam tesisnya : Seandainya Tuhanku tidak menunjukkan, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat (QS Al-An’am, 6 : 77) (لئن لم يهدنى ربى لأكونن من القوم الضالين). Sejarah telah membuktikan, bahwa banyak pemikir bangsa barat dan pemikir bangsa timur, mereka berfikir bertahun-tahun tetapi tidak berhasil menemukan Tuhan, hingga ahirnya mereka menjadi atheis.
·      Setelah Nabi Ibrahim mendapat petunjuk dari Allah, Nabi Ibrahim langsung terjun ke masyarakat untuk mengadakan dialog dengan raja (QS Al=-Baqarah, 2 : 258), dan kepada masyarakat luas, termasuk bapaknya sendiri, Azar, dan rajanya, Namrud (QS Al-Anbiya, 21 : 51-56).
·      Setelah berumur 75 tahun beliau bersama isterinya, Sarah, dan keponakannya, Luth, pergi mengembara ke Kan’an (Palestina) atas perintah Allah. Allah telah menjanjikan untuk memberikan negeri itu kepada Nabi Ibrahim sehingga ahirnya negeri itu dihuni oleh bangsa yang besar (Kej. 12.7).
·      Lebih lanjut beliau pergi meninggalkan Palestina menuju ke selatan dan berhenti di suatu tempat yang kemudian dikenal dengan nama Mekah (Bakkah) dengan membawa isteri, Hajar dan putranya Ismail (QS Ibrahim, 14 : 38). Beliau adalah cikal bakal bangsa Yahudi dan cikal bakal bangsa Arab. Masing-masing dari keturunan nabi Ishak dan nabi Ismail.
·      Nabi Ibrahim adalah bapak dari para nabi (Abul Anbiya). Dari keturunan beliaulah para nabi dan para rasul yang datang kemudian. Oleh karena itu, hingga saat ini beliau diakui dan dihormati oleh tiga penganut agama besar di dunia, yaitu agama Yahudi, agama Nasrani dan Islam. 
·      Dalam Kitab Perjanjian Lama (Kej. 12) disebutkan bahwa Ibrahim adalah pendiri bangsa Ibrani (Yahudi). Tetapi dalam Al-Qur’an Surat Ali-Imran ayat 67 disebutkan bahwa Ibrahim bukanlah seorang penganut agama Yahudi dan bukan pula seorang penganut agama Nasrani, melainkan seorang yang taat, jujur dan pasrah (hanifan musliman) serta tidak berbuat syirik.
II.        IBRAHIM MENCARI TUHAN
1.         QS Al-An’am, 6 : 76-79 :
Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu)dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam." Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat." Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar". maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan tuhan.
III.      IBRAHIM MENGAJAK DIALOG
1.         QS Al-Baqarah, 2 : 258  dialog dengan raja :

Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim* tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: "Tuhanku ialah yang menghidupkan dan mematikan." Orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan".** Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat," lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
Catatan :
·         Yang dimaksud raja ialah Namrudz bin Kan’an bin Kausy bin Sam bin Nuh, raja Babilonia. Dia adalah salah satu dari empat orang raja yang menguasai dunia. Dua orang raja yang mu’min, yaitu Dzul Qarnain dan Sulaiman, dan dua lainnya kafir, yaitu Namrud dan Bukhtunashar (Ibnu Katsir : 148)
·         Yang dimaksud raja Namrudz menghidupkan ialah membiarkan hidup, dan yang dimaksud mematikan ialah membunuh. Perkataan itu untuk mengejek Nabi Ibrahim a.s.
·         Nabi Ibrahim dialog dengan raja karena ia tidak mau menyembah patung bahwa Tuhanku adalah yang menghidupkan dan yang mematikan. Raja mengatakan bahwa akulah yang menghidupkan dan yang mematikan. Ia mengambil dua orang yang satu dibunuh dan yang satu dibiarkan hidup.
·         Nabi Ibrahim mengambil langkah cerdas dengan mengajukan permintaan : Tuhanku telah menerbitkan matahari dari timur, coba jika anda mampu agar matahari diterbitkan dari barat. Raja langsunng terdiam, tidak mampu bicara.
·          Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abi Hurairah dari Nabi SAW bahwa Nabi Ibrahim pernah 3 (tiga) kali berbohong karena sesuatu hal; (1) ketika disuruh raja untuk mengadakan penyembahan berhala brsama, Ibrahim berasalan : aku sedang sakit (قال إنى سقيم), (2) ketika diadili oleh raja karena dituduh merusak berhala-berhala, beliau menjawab : yang merusak adalah berhala yang besar (قال بل فعله كبيرهم هذا), dan (3) ketika datang menghadap raja bersama isteri dan keponakannya Luth, raja bertanya kepada Ibrahim mengeni perempuan cantik yang ada di sampingnya, Ibrahim menjawab : saudara perempuanku (إنها أختى). Ketiga hal tersebut dilakukan untuk mempertahankan keselamatan dan akidah.
2.  QS Al-Anbiya, 21 : 51-58 dialog dengan masyarakat :
Dan sesungguhnya telah Kami anugerahkan kepada Ibrahim hidayah kebenaran sebelum (diturunkan Taurat kepada Musa dan Harun), dan adalah Kami mengetahui (keadaan)nya. (Ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadat kepadanya? Mereka menjawab: "Kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya". Ibrahim berkata: "Sesungguhnya kamu dan bapak-bapakmu berada dalam kesesatan yang nyata". Mereka menjawab: "Apakah kamu datang kepada Kami dengan sungguh-sungguh ataukah kamu termasuk orang-orang yang bermain-main?" Ibrahim berkata: "Sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan langit dan bumi yang telah menciptakannya, dan aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti atas yang demikian itu". Demi Allah, sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya [Ibrahim berkata demikian dalam hatinya]. Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur terpotong-potong, kecuali yang terbesar (induk) dari patung-patung yang lain, agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya.
Catatan :
·      Ar-Rusydu, mencapai usia cakap untuk berbuat kebaikan dan kemaslahatan baik urusan dunia maupun urusan akherat, atau mencapai usia kenabian (nubuwah)
·       Pertanyaan kritis : Patung-patung apakah ini, dan mengapa kamu sekalian menyembahnya. Mereka tidak sanggup menjawab kecuali mengatakan : dari dahulu kala orang-orang tua kami menyembahnya.
·      Nabi Ibrahim memberikan pelajaran : Sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan langit dan bumi yang telah menciptakannya, dan aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti atas yang demikian itu.
·      Nabi Ibrahim di hatinya mengancam akan menghancurkan patung-patung yang disembah tersebut setelah mereka pergi, kemudian niatnya itu dilaksanakan.
3.    Qs Al-Anbiya, 21 : 59-65 dialog berikutnya :
Mereka berkata: "Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zalim." Mereka berkata: "Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim ". Mereka berkata: "(kalau demikian) bawalah dia dengan cara yang dapat dilihat orang banyak, agar mereka menyaksikan". (Lalu) mereka bertanya: "Apakah kamu, yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, hai Ibrahim?" Ibrahim menjawab: "Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara". Maka mereka telah kembali kepada kesadaran dan lalu berkata: "Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang yang menganiaya (diri sendiri)", Kemudian kepala mereka jadi tertunduk (kemudian kembali membanagkang lalu berkata): "Sesungguhnya kamu (hai Ibrahim) telah mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara."
Catatan :
·      Nabi Ibrahim ketika melakukan aksi protes berusia muda. Menurut Ibnu Abbas, para nabi diutus oleh Allah pada usia muda dan orang-orang pinter tidak ada yang memperoleh ilmu kecuali pada waktu mereka masih muda (Wahbah, At-Tafsir Al-Munir, juz 17 : 79).
·      Nabi Ibrahim ketika diadili dan dituduh telah menghancurkan berhala yang jumlahnya mencapai 70 buah, ia menjawab dengan diplomasi : Yang melakukan adalah berhala yang paling besar ini. Diceritakan dalam satu riwayat bahwa kapak besar yang digunakan untuk menghancurkan berhala-berhala itu diletakkan oleh Nabi Ibrahim di leher berhala yang paling besar tersebut. Mereka tidak sanggup menjawab karena semuanya tahu bahwa berhala tidak dapat berbuat apa-apa.
IV.      IBRAHIM MENGHADAPI UJIAN BERAT
1.    QS Ash-Shaffat, 37 : 99-102
Dan Ibrahim berkata:"Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku. Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh, maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar[N. Ismail]. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
Catatan :
·    Yang dimaksud Nabi Ibrahim aku pergimenghadap Tuhanku, pergimeninggalkan negeri kelahiran yang penyembah berhala menuju negeri yang ditunjukkan Tuhan, yaitu Baital Maqdis (Palastina), hijrah.
·    Dalam hijrahnya itu Nabi Ibrahim memohon kepada Allah agar dikaruniai keturunan yang saleh-saleh, kemudian Allah mengabulkannya.
·    Nabi Ibrahim menghadapi ujian berat, uji ketatan, yaitu mendapat perintah agar menyembelih putranya yang sangat dicintainya, yaitu Ismail. Menurut para ulama, perintah ini hanya menguji ketaatan, artinya Allah memberikan suatu perintah yang tidak dikehendaki terjadinya.
V.        IBRAHIM LULUS UJIAN & DIANGKAT MENJADI PEMIMPIN (RASUL)
1.    QS. Al-Baqarah, 2 :  124 :
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji* Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya (dengan baik). Allah berfirman: "Sesungguhnya aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(dan saya mohon juga) dari keturunanku"*. Allah berfirman: "Janji-Ku (itu) tidak mengenai orang-orang yang zalim".
·      Ujian Nabi Ibrahim a.s. diantaranya: membangun Ka'bah, membersihkan ka'bah dari kemusyrikan, mengorbankan anaknya Ismail, menghadapi raja Namrudz, dilemparkan kedalam api, dan lain-lain.
·      Allah telah mengabulkan doa Nabi Ibrahim a.s., karena banyak di antara Rasul-rasul itu adalah keturunan Nabi Ibrahim a.s.
·      Berdasarkan petunjuk ayat tersebut para ulama menetapkan bahwa seorang pemimpin (Imam) harus orang adil, baik, utama dan mampu. Dengan demikian orang fasik. Ahli maksiat dan dzalim tidak berhak menjadi pemimpin (Imam). Namun demikian apabila pemimpin (Imam) ternyata orang ahli maksiat, maka kebanyakan ulama memandang lebih baik bertahan dari pada menentang karena dikhawatirkan terjadi ceos (kekacauan) dan pertumpahan darah serta tidak dapat mengendalikan orang-orang yang bertindak kasar (Wahbah, Al-Tafsir Al-Munir, juz 1 n: 306)  
VI.      IBADAH HAJI DAN QURBAN BERASAL DARI NABI IBRAHIM
1.       Ibadah haji ibadah napak tilas
Apabila dikaji secara historis, maka ibadah haji adalah ibadah napak tilas. Yaitu perjalanan Nabi Ibrahim bersama putranya Nabi Ismail setelah mendapat perintah yang menuntut pengorbanan. Rute perjalanan mereka dan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di tempat-tempat persinggahan kemudian ditransformasikan kedalam ajaran Islam dan diabadikan dalam prosesi ibadah haji.
Praktek ibadah ini pada awalnya dilaksanakan oleh Nabi Adam AS hanya berupa thawaf, yaitu pekerjaan mengelilingi baitullah dengan cara-cara tertentu, kemudian dilengkapi dengan pekerjaan-pekerjaan sa’ie antara shafa dan marwa, mengadakan perjalanan ke Mina, Muzdalifah dan Arafah pada masa Ibrahim AS. Kemudian disempurnakan oleh Nabi Muhammad SAW dalam syareat Islam (Al-Thabari, 1970 : 47).

Perintah yang ditujukan kepada Nabi Ibrahim itu menuntut pengorbanan jiwa, tetapi Nabi Ibrahim pasrah, karena perintah itu datangnya dari Allah dan Allah tidak mungkin memberikan perintah kepada hamba-Nya untuk melakukan pekerjaan yang sia-sia. Nabi Ibrahim setia dan taat menjalankan perintah, maka akhirnya pengorbanan yang meminta jiwa seseorang itu diganti dengan seekor hewan kurban yang sangat besar. Syareat kurban ini kemudian ditransformasikan kedalam syareat Nabi Muhammad dan diamalkan oleh umat Islam hingga akhir zaman
2.       Ibadah qurban pengorbanan nabi Ibrahim
Nabi SAW mendapat perintah untuk melaksanakan shalat Idul Adha dan beramal kurban : 
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak, maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkorbanlah (QS Al-Kautsar, 108 : 1-2)
Pada hari Idul Adha ini, kaum muslimimin dan muslimat di seluruh penjuru dunia berkumpul di mesjid-mesjid dan di tanah-tanah lapang untuk mengumandangkan takbir, tasbih dan tahmid, dan untuk melaksanakan shalat Id dan beramal kurban. Di Tanah Suci Mekah berjuta-juta orang yang datang dari berbagai penjuru dunia berkumpul untuk melaksanakan serangkaian ibadah haji. Di jabal qurban, jutaan hewan ternak, berupa sapi, unta dan kambing telah disiapkan untuk dipotong sebagai hadyu, baik hadyu wajib seperti membayar dam maupun hadyu sunah seperti berkurban
VII.              PENUTUP
Nabi Ibrahim adalah teladan yang seluruh perjalanan hidupnya patut dijadikan peljaran. QS Ali IMran, 3 : 67 Allah berfirman :
Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.